Menjadi Orang Tua ABK
Special Needs Kids

Menjadi Orang Tua ABK Adalah Pilihan Tuhan

“Menjadi Orang Tua ABK Adalah Pilihan Tuhan” 

Satu nasihat yang aku terima dari seseorang yang sangat menyentuh hatiku. Melalui kalimat tersebut, akupun mampu mengubah pikiranku dari yang semula menyesal menjadi bersyukur dan menerima.

Mengapa demikian?

Menjadi Orang Tua ABK

Februari 2019, ketika Psikiater RSCM Kencana mengeluarkan diagnosa bahwa anakku adalah ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), adalah hari yang menurutku terkelam dalam hidupku. Bagaimana tidak, selama kurang lebih 4 tahun aku mencari cara agar ada yang menyatakan Ezio adalah anak normal, dan di hari itu sudah putus bahwa memang Ezio adalah anak berkebutuhan khusus jenis ADHD.

ADHD, yang dalam bahasa Indonesianya adalah GPPH. GPPH merupakan Gangguan Pemusatan Perhatian dan/Hiperaktivitas. Suatu istilah yang sangat asing buatku. Psikiater di kala itu menjelaskan dengan detail mengenai ADHD ini. Dan beliau juga mengatakan bahwa ADHD yang ada di Ezio ini adalah mild , tergolong tidak berat.

Walau begitu aku merasa tidak siap menerima diagnosa tersebut. Semasa aku hidup memang kehidupanku sungguh-sungguh normal. Aku bahkan tidak pernah mengetahui ada istilah Anak Berkebutuhan Khusus apalagi ADHD.

Fakta tentang ADHDTerapi ABK

Psikiater menyarankan untuk tetap melakukan terapi untuk Ezio. Mengenai berapa lama harus melakukan terapi, beliau juga tidak bisa memastikan. Semua tergantung kebutuhan dan perkembangan Ezio sendiri, serta dukungan dari orang-orang sekitar.

Saat itu beliau menyarankan untuk melakukan terapi Sensori Integrasi (SI), Behaviour Terapi (BT) dan juga  Terapi Wicara (TW). Semua terselenggara dengan baik. Ezio terapi di salah satu tempat terapi anak ABK yang tidak jauh dari rumahku.

Sekolah ABK

Berdasar saran dari psikiater dan juga pakar terapi Ezio, Ezio sebaiknya bersekolah di sekolah umum yang menerima anak ABK. Jenis sekolah ini adalah sekolah inklusi. Aku sebagai orang tua pun menuruti saran tersebut. Aku menyekolahkan Ezio di sekolah inklusi di Bekasi.

Lika liku mencari sekolah inklusi sangat berliku. Kebanyakan sekolah tidak menerima anak ABK dengan alasan kuota penuh, maupun tidak punya SDM (Sumber Daya Manusia) yang mumpuni. Aku hampir putus asa dibuatnya.

Alhamdulillah ada juga yang memberikan rekomendasi sekolah untuk anak ABK. Aku datangi satu per satu, menanyakan hal-hal penting agar Ezio bisa bersekolah dengan nyaman.

Pengertian Sekolah InklusiSource : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/

Orang Tua ABK adalah Pilihan Tuhan

Walau segala upaya sudah aku lakukan, namun dalam pikiranku masi bertanya-tanya.

“Kenapa harus aku ? “
“Kenapa harus anakku?”
“Adakah dosa yang aku lakukan di masa lalu sehingga aku dihukum seperti ini?”

Pikiran-pikiran ini selalu berkecamuk dalam diriku. Aku berusaha menghilangkann pikiran tersebut. Aku coba mengikuti seminar khusus untuk orang tua anak ABK. Ketika itu para orang tua diajarkan salah satu kunci sukses untuk bisa merawat dan mendidik anak ABK adalah menerima kondisi anak apa adanya.

Ini awalnya aku susah untuk menerapkannya. Iya, aku memang menerima keadaan Ezio, namun masi ada “tapi” nya. Masih banyak “kenapa” yang berkecamuk dalam pikiranku.

Alhamdulillah ada seorang teman yang datang kepadaku. Yang dia katakan adalah “Kalau kamu diberikan anak berkebutuhan khusus itu artinya kamu adalah orang spesial yang dipilih oleh Tuhan untuk dititipi anak spesial juga. Tuhan menganggap kamu spesial, Dia yakin Ezio itu tepat berada di tangan kamu. Jika Tuhan menitipimu anak spesial, Dia percaya Kamu itu bisa dan mampu. Kamu tinggal minta campur tanganNya dalam merawat dan membesarkan anakku. Niscahya kamu diberi kekuatan untuk menjalaninya.

Melalui petuah tersebut, mata hati dan pikiranku sontak terbuka. Aku bisa ikhlas menerima. Aku percaya bahwa aku adalah orang pilihan Tuhan. Dan aku bisa merawat dan membesarkan Ezio dengan melibatkan Tuhan.  Dan kini tidak ada lagi “kenapa” yang dulu berkecamuk dalam pikiranku.

Dengan keikhlasan ini aku merasa lebih fokus, lebih plong dalam merawat dan membesarkan Ezio. Di kala lagi down, aku selalu meyakinkan bahwa aku bisa balik lagi, aku meminta kepadaNya untuk bisa membantu aku.

Semoga para orang tua ABK lainnya bisa ikhlas menerima jika dianugrahi anak ABK yah. Karena jika Tuhan memberikan anak ABK kepadamu, berarti kamu adalah orang pilihanNya.

Silahkan tinggalkan jejak, tapi jangan link hidup yahh :)

11 Komentar
  • Eni Rahayu

    Memang tidak mudah menjadi orang tua ABK, tapi ada 2 hal yang harus kita terapkan dalam kehidupan ini yaitu bersyukur dan bersabar. Bersyukur atas apa yang dikaruniakan tuhan kepada kita juga bersabar dengan segala cobaan yang sedang menimpa kita. Kita sebagai manusia juga tidak bisa memilih takdir kita masing-masing karna semua sudah digariskan oleh tuhan. Semoga kehadiran Ezio ini menjadi ladang pahala buat mbak yaa jadi semangat terus mbak.

  • Andrie Kristianto

    Wahhh pengalamannya bisa jadi inspirasi banget, dan aku setuju banget soal pesan yang diberikan oleh ‘seorang teman’ itu, kadang mungkin banyak hal yang menimpa diri baik didalam kehidupan, pekerjaan, akan teapi tetap dan selalu bersyukur aja serta tidak lupa untuk selalu berdoa agar bisa diatasi dengan lancar dan baik.

  • Raja Lubis

    Kalau kamu diberikan anak berkebutuhan khusus itu artinya kamu adalah orang spesial yang dipilih oleh Tuhan untuk dititipi anak spesial juga. Tuhan menganggap kamu spesial, Dia yakin Ezio itu tepat berada di tangan kamu. Jika Tuhan menitipimu anak spesial, Dia percaya Kamu itu bisa dan mampu. Kamu tinggal minta campur tanganNya dalam merawat dan membesarkan anakku. Niscahya kamu diberi kekuatan untuk menjalaninya“.

    Yess, you’re special Bu. Semoga selalu diberikan kelancaran dan kekuatan dalam membersamai tumbuh kembang Ezio. Dan Ezio juga menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Aaamiin!

  • Monika Yulando Putri

    Baca tulisan ini, saya merasa terharu. Punya anak 1 yang aktif aja rasanya kadang capek banget ngos-ngosan. Semoga mba Nita senantiasa dikuatkan oleh Allah, sehat selalu dan tentunya senantiasa diberikan kesabaran.

    Peluk dari jauh

  • Ulfah Aulia

    Nah, aku setuju dengan mas Raja. Mba, itu adalah orang yang spesial yg dipercayai oleh Tuhan untuk Ezio yg jga spesial. Dan hadirnya Ezio akan menambah rasa syukur mba dan keluarga dititipin anak seperti Ezio. Pastinya udah dikasih kepercayaan seperti ini semoga jadi ladang pahala buat mba, aamiin

  • Yuni Bint Saniro

    Aku juga berpikir begitu. Salut banget sama ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Telatennya. Kesabarannya. Benar-benar luar biasa. Setiap anak terlahir dengan keistimewaannya masing-masing. Jadi, tegarlah ibu. Karena adek terlahir sangat istimewa.

    • Ira Hamid

      Memang gak mudah menjadi orang tua dengan anak ABK, apalagi bila melihat teman-teman kita punya anak yang sehat ceria. Seperti ingin menggugat Tuhan, mengapa kita diberikan anak dengan kondisi berbeda. Memang butuh kebesaran hati untuk menerimanya

  • yayat

    Anak itu anugerah Tuhan bagaimanapun kondisinya… saya malah banyak belajar soal parenting pada orang tua yang anaknya ABK… banyak terbantu banget saya… soal kesabaran, semangat, ikhlas dan lain-lain … sehat sehat ya mbak dan keluarga

  • Yuni

    Ezio sekolah dimana sekarang mom?
    Anak saya altaf autis ringan, sy tinggal di stambun Utara. Susah banget nyari sekolah inklusi yg terdekat.
    Mohon info nya mom

  • Ina

    Salam kenal, semangat ya mam, anakku juga ADHD, awalnya memang tidak mudah, tapi setiap kali melihat progresnya dari waktu ke waktu, itu sangat menyenangkan. Semoga mama juga selalu berbahagia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *