Pencegahan Demam Berdarah Dengan #Ayo3mplusVaksinDBD
“Hati-hati ya Bun, sekarang lagi merebak lho Demam Berdarah”
Begitu kata Ezio, anakku sepulang sekolah. Rupanya di sekolahnya sedang belajar tentang penyakit demam berdarah. Dan memang kebetulan aku banyak dengar berita tentang demam berdarah ini kini tengah merebak. Memang aku belum pernah merasakan bagaimana sakit demam berdarah itu, alhamdulillah. Tapi aku sudah bisa membayangkan bagaimana tersiksanya jika terkena demam berdarah. Ini aku ketahui saat mendengarkan keluarga Ringo Agus Rahman menceritakan tentang satu keluarganya yang terkena demam berdarah. Selain itu ada juga cerita dari teman yang aku kenal, menceritakan bahwa sakit demam berdarah itu rasanya kayak mau mati.
Setelah mengetahui hal tersebut, tentunya membuat aku lebih waspada lagi menjaga keluargaku. Aku lebih waspada dengan menjaga kebersihan lingkungan dari ujung teras hingga ujung dapur. Aku tidak ingin keluargaku terkena demam berdarah.
Talkshow Kesehatan Terkait Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah
Berangkat dari keinginanku menjaga kesehatan keluarga, aku rajin mengikuti acara yang berkaitan dengan pencegahan demam berdarah. Agar bisa update informasi terbaru. Pada tanggal 21 Maret 2024, aku mengikuti acara talk show kesehatan mengenai edukasi masyarakat tentang pencegahan DBD dengan 3M Plus dan Vaksin DBD #Ayo3mplusVaksinDBD
Dalam talkshow kali ini, hadir Presiden Direktur Takeda Indonesia, Andreas Gutknecht, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM , serta beberapa praktisi kesehatan lainnya.
Paparan Penyebaran Demam Berdarah di Indonesia
Sambutan yang pertama adalah dari pihak Takeda yang disampaikan langsung oleh Andreas Gutknecht. Setelah itu lanjut paparan oleh dr. Imran Pambudi. Dr. Imran Pambudi, menyampaikan dengan grafik bahwa pada bulan Maret 2024 ini, beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) seperti Jepara, Kutai Barat, Enrekang, , Lampung Timur, dan Kab Nagekeo.
Yang membuat kaget adalah data Tren DBD Per Bulan di tahun 2024 ini. Karena baru bulan Maret saja ternyata sudah ada 35,556 kasus DBD. Sebenarnya kenapa sih bisa seperti ini.. Menurut dr Imran, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan bukan berarti tidak diupayakan. Pemerintah juga sudah melakukan upaya-upaya untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dr. Imran juga menyampaikan penerapan 3M Plus masih sangat berperan dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Pemerintah sangat gencar dan tidak pernah lelah untuk terus mengedukasi pentingnya 3M Plus kepada masyarakat dan juga mencanangkan pencegahan inovatif dengan cara Wolbachia dan vaksin DBD.
Sebenarnya, keluarga terkecil menjadi kunci utama dalam pencegahan demam berdarah. Makin banyak keluarga yang bergerak dan berperan aktif dalam melakukan 3M Plus termasuk penggunaan vaksin DBD, maka demam berdarah atau dengue dapat meminimalisir penyebarannya.
Fogging Adalah Cara Yang Tidak Efektif Untuk Saat Ini Untuk Pencegahan Demam Berdarah
Berlanjut ke talkshow selanjutnya. Ada perwakilan dari Kemenkes : dr Alvin Saputra dan dr. Ngabila Salama.
Dari penyampaian dr. Alvin, aku baru mengetahui ternyata saat ini metode fogging tidak lagi menjadi cara efektif salam pencegahan DBD. Malah dengan fogging akan timbul penyakin baru seperi ISPA. Cara efektif untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan 3M Plus Vaksin.
Sementara dr. Ngabila menyampaikan bahwa pada bulan April 2024 ini menjadi puncak DBD. Menuju puncak DBD April 2024, dr Ngabila sarankan untuk cegah sakit dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan utamanya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3m plus vaksinasi. Gencarkan juga gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dengan menunjuk petugas pemberantasan sarang nyamuk di rumah. Beliau juga menyampaikan, bahwa nyamuk DBD aktif pada pagi jari jam 8-10 dan sore hari jam 15-17.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan juga sharing dari peserta Talkshow. Kemudian acara ditutup dengan buka bersama, dilanjutkan dengan foto bersama dan pengumuman bahwa Takeda meraih penghargaan PR Indonesia Award 2024.
Pengumuman : Takeda Meraih Penghargaan PR Indonesia Award 2024 Untuk Program Pencegahan DBD Di Indonesia
Dalam acara ini juga diumumkan bahwa PT Takeda Innovative Medicines (”Takeda”) mendapatkan pencapaian yang luar biasa melalui penghargaan perunggu yang didapat dari ajang PR Indonesia Award 2024, kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta. Penghargaan ini mengakui program corporate PR yang dijalankan oleh Takeda dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan RI dalam upaya pencegahan DBD di Indonesia sebagai serangkaian kegiatan yang komprehensif dan berdampak besar.
PR Indonesia Awards (PRIA) 2024 merupakan ajang kompetisi yang menilai kinerja kehumasan/PR di Perusahaan Swasta Nasional & Multinasional, BUMN, Anak Usaha BUMN, BUMD, Pemerintah Kota/Kabupaten/ Provinsi, Lembaga, Kementerian, dan Perguruan Tinggi. Kompetisi ini menilai karya kreatif/program/pencapaian PR terbaik korporasi/instansi sepanjang Januari—Desember 2023. Tahun 2024 merupakan tahun ke-9 penyelenggaraannya dan telah menerima sejumlah 699 karya dari 219 institusi dan perusahaan dari berbagai industri dengan kategori yang berbeda, yaitu PR Program, Crisis Management, Owned Media, Digital Canal, Annual Report, PR Department, dan CSR Communications.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan:
“Kami sangat bangga untuk menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat kami bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia. Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum. Prestasi ini bukan hanya milik Takeda, tetapi juga milik semua pihak yang sudah dengan gigih melakukan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia.”
Kementerian Kesehatan RI, juga menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.Dan Untuk membentuk pondasi yang kuat, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD. Kampanye ini bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD serta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi. Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia. Termasuk salah satunya kegiatan hari ini yang mengundang media dan blogger untuk dapat mensosialisasikan lebih luas lagi tentang cara yang benar untuk pencegahan penyakit demam berdarah ( DBD ).
Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD terus dijalankan Takeda dan Kemenkes sebagai bukti komitmen dalam mencegah DBD. Dan harapannya semakin banyak masyarakat yang aware mengenai bahaya penyakit ini.
Selain itu Andreas juga menyampaikan bahwa selain melalui program ini, komitmen Takeda dalam pencegahan DBD juga terwujud melalui partisipasi Takeda sebagai salah satu anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan. Untuk itu, Takeda berterima kasih kepada PR Indonesia yang telah rekognisi upaya pencegahan DBD yang sudah dilakukan.
Dengan beragam bentuk nyata yang sudah dilakukan oleh Takeda maka pantaslah Takeda meraih penghargaan dalam PR Indonesia Award 2024 pada kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta.
Anyway, selamat untuk Takeda ☺