Kebaikan Tidak Selalu Berwujud
Kebaikan Tidak Selalu Berwujud – Oh ya? Yah kebaikan itu tidak selalu berwujud, bisa di lihat. Ada kebaikan yang bisa dirasakan. Dan bahkan kadang sebagian orang tidak menyadarinya. Bukan tidak tepatnya, mungkin belum saja.
Kalau kata orang-orang, mengingat kebaikan itu lebih susah daripada mengingat keburukan. Sampai muncul pepatah, “nila setitik rusak susu sebelanga”. Biasa cenderung orang lebih dominan mengingat kesalahan daripada kebaikan yang sudah berulang kali dilakukan oleh seseorang.
Dan pada praktiknya memang banyak terjadi.
Buku Jurnal Kebaikan
Praktiknya banyak terjadi di mana-mana. Salah satunya yang paling terlihat adalah di lingkungan kerja. Pengabdian boleh lama, namun ketika melakukan 1 kesalahan, biasanya akan diungkit sampai tahun-tahun mendatang .
Atau mungkin lebih kecil lagi di lingkungan kelurga .Sebagai orang tua acap kali menganggap bahwa dirinya adalah yang paling benar. Atau sebagai orang tua tidak mengapresiai anak ketika melakuan kebaikan. Bahkan sebaliknya ketika anak melakukan kesalahan, selalu diingat dan dijadikan bahan untuk marah-marah.
Cara aku agar bisa lebih mengingat kebaikan Ezio, adalah membuat Buku Jurnal. Aku isi setiap hari dengan menuliskan “kelakuan baik apa yang dilakukan Ezio hari ini?”. Dengan metode ini aku merasa sangat tebantukan. Aku bisa memahami bahwa kebaikan yang telah dilakukan Ezio kadang tidak aku sadari.
Membuat buku jurnal ini adalah cara yang aku dapatkan saat mengikuti materi pembekalan orang tua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) oleh suatu komunitas ADHD. Membuat buku jurnal kebaikan ini banyak manfaatnya buat aku.
Kebaikan Tidak Berwujud Dari Ayah Ezio
Berpindah sedikit dari Ezio, aku beranjak ke Ayah Ezio. Kenapa aku memilih menceritakan ini? Karena menurut ku beliau adalah orang yang unik. Ayah Ezio punya cara sendiri untuk berbuat baik. Ayah Ezio bukanlah ayah yang sempurna, bahkan dia juga sempat menyakitiku.
Namun dibalik semua itu, aku merasa tidak perlu mengingat yang jelek-jelek, berganti dengan lembaran baru. Jadi kembali ke prinsip buku jurnal kebaikan tadi. Ingat yang baik-baik saja. Jadi aku berusaha menggali apa yang ada dalam Ayah Zio ini. Siapa tahu, beliau sudah melakukan kebaikan namun aku yang tidak peka merasakannya. Dan, ternyata ada loh, beberapa hal yang mungkin kecil tapi menurutku berdampak luar biasa bagiku.
Beberapa hal yang mungkin kecil dan berdampak bagiku adalah Ayah Ezio selalu mendukung apa yang menjadi tujuan dan keinginanku. Dia tidak pernah melarang selama aku jujur apa adanya. Banyak kegiatan yang aku lakukan di luar rumah baik itu behubungan dengan tugas maupun hanya sekedar hobi. Dia sama sekali tidak berkeberatan asal jelas, aku ke mana, sama siapa, dan ngapain aja.
Menurutku, walau mungkin ini kecil tapi sungguh berdampak. Aku bisa lebih bereksplorasi, bisa bersosialisasi juga bisa me time dari rutinitas ibu rumah tangga.
Pada akhirnya, pesan dari aku tidak semua kebaikan itu berwujud. Dengan menuliskannya, kita bisa lebih menghargai apa yang dilakukan oleh orang sekitar kita terhadap kita.