Apakah Penderita Kusta Harus Dihindari ?
Mendengar kata penyakit kusta kira-kira apa yang terlintas di pikiran Kamu? Suatu penyakit yang sudah ganas? Penyakit yang tidak bisa disembuhkan? Atau justru kalau bertemu dengan penderitanya harus dihindari?
Aku flashback ke kehidupan aku jaman sekolah. Waktu itu aku sempat berlibur ke Makassar. Ketika sedang berjalan-jalan keliling kota, aku melihat suatu taman yang tidak biasa. Taman tersebut berisi orang-orang yang mempunyai ciri fisik yang rata-rata sama. Ketika itu memang aku masih kecil, dan baru pertama kali melihat orang dengan ciri fisik yang ternyata adalah ciri penderita kusta.
Lalu aku bertanya kepada pamanku, “taman apakah ini?” dan pamanku menjawab “ini taman kusta”. Dan ibuku menimpali, “iyah jangan terlalu dekat-dekat dengan orang kusta menular”. Pernyataan-pernyataan ini yang membentuk stigma aku bahwa penyakit kusta adalah penyakit yang berbahaya yang penderitanya harus dihindari.
Alhamdulillah, aku diberi kesempatan untuk mengikuti talkshow mengenai kusta. Acara ini diadakan menyambut Hari Radio Nasional yang diperingati setiap tanggal 11 September. Acara ini diadakan oleh Ruang Publik KBR bertemakan “Gaung Kusta di Udara” di Youtube channel Berita KBR. Aku sendiri mendapat informasi talkshow ini dari Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).
Kenapa aku ikutan? Lebih ke rasa penasaran apakah selama ini yang aku tangkap itu benar? Atau sebenarnya stigma itu salah?
Gaung Kusta di Udara
Gaung Kusta di Udara ini adalah acara talkshow Ruang Publik KBR yang dilaksanakan pada tanggal 13 September 2021. Menghadirkan pembicara yang tentu berkopeten di bidangnya, yaitu :
- Mba Malika
Adalah manager program dan podcast KBR - Dr. Febriana Sugianto
Adalah dokter dari NLR Indonesia. NLR adalah organisasi non pemerintah yang konsen terhadap kusta yang berpusat di Belanda
Apakah Penyakit Kusta Harus Dihindari?
Yuk mengenal apa itu penyakit kusta sebelum terlankur berstigma sepertiku. Sebab yang aku tau penyakit kusta ini mempunyai stigma negative di masyarakat dan tentunya mendapat perlakukan tidak adil di masyarakat. Jadi sebenarnya penyakit kusta itu apa?
Mengenal Kusta
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung.
WHO sendiri mengklasifikasikan kusta ke dalam 2 kelompok, yaitu:
- Pausibasiler: 1-5 lesi, kusta jenis ini menyebabkan rasa baal yang jelas dan menyerang satu cabang saraf.
- Multibasiler: lesi >5, kusta multibasiler tak seperti pausibasiler, rasa baalnya tidak jelas, dan menyerang banyak cabang saraf.
Jenis Kusta
Jenis kusta sendiri ada 3 yaitu :
- Tuberkuloid
Jenis kusta yang paling ringan. Orang dengan tipe ini hanya memiliki satu atau beberapa bercak datar berwarna pucat (kusta paucibacillary) disingkat PB. Daerah kulit yang terkena bisa mati rasa karena kerusakan saraf di bawahnya. Kusta tuberkuloid kurang menular dari jenis-jenis lainnya. - Lepromatosa
Jenis kusta yang lebih parah. Pengidap kusta jenis ini akan memiliki benjolan luas di kulit dan ruam (kusta multibasiler), mengalami mati rasa, dan kelemahan otot. Selain itu, hidung, ginjal, dan organ reproduksi laki-laki juga dapat terpengaruh. Kusta lepromatosa lebih menular dari kusta tuberkuloid. - Borderline
Pada tipe ini, seseorang memiliki gejala gabungan dari kusta jenis tuberkuloid dan jenis lepromatosa.
Gejala Kusta
Pada awal, gejala kusta tidak tampak jelas, namun ada beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita, yaitu :
- Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit
- Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit
- Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut
- Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan
- Kehilangan alis dan bulu mata
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip
- Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
Penanganan Penderita Kusta
Ketika ada penderita kusta, maka langkah yang harus diambil adalah
- Ajak pergi berobat
Tujuan utama pengobatan kusta adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan pengidap, serta mencegah timbulnya kecacatan. Agar pasien bisa sembuh dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan kusta menggunakan kombinasi beberapa antibiotik. - Diobati hingga tuntas
Kusta adalah penyakin yang bisa disembuhkan asal mematuhi aturan minum obat. Memang pengobatannya lumayan lama 6-12 bulan. Untuk itu perlu pendampingan agar minum obat teratur hingga tuntas, sehingga bisa sembuh - Tidak perlu diisolasi
Penderita kusta itu tidak perlu diisolasi. Karena dengan minum obat rutin, maka tingkat penularannya rendah. Jauh lebih rendah dari Covid-19 yang kita hadapi sekarang. - Memantau komplikasi
Kusta bisa jadi komplikasi bila tidak diobati. Sebaiknya penderita kusta dipantau. Kusta yang tak ditangani dengan cepat dan efektif bisa menimbulkan berbagai komplikasi, yaitu:- Kebutaan atau glaukoma.
- Disfigurasi wajah, termasuk pembengkakan permanen dan benjolan.
- Gagal ginjal.
- Kelemehan otot yang mengarah ke tangan.
- Ketidakmampuan melenturkan kaki.
- Kerusakan permanen pada saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang.
- Cacat progresif atau kerusakan permanen pada bigian hidung, alis, atau jari kaki.
- Disfungsi ereksi dan kemandulan pada pria.
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat
Dengan hidup bersih dan sehat dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Kesimpulan
Penderita kusta tidak perlu dihindari. Berilah mereka dukungan penuh untuk bisa sembuh. Karena penyakit kusta ini bisa disembuhkan. Stigma negatif di masyarakat perlu diluruskan. Jangan sampai penderita kusta merasa demotivasi untuk sembuh. Terima kasih Berita KBR telah mengadakan acara ini. Aku jadi paham mengenai penyakit kusta, dan aku bisa menyuarakan ke lainnya bahwa penderita kusta itu tudak perlu dihindari. Salam sehat 🙂