Peran Blogger Pada Literasi Digital di Indonesia
Literasi digital, istilah yang terdengar keren banget ini selalu ramai jadi perbincangan. Sebenarnya apa sih literasi digital? Mengapa selalu menarik untuk diperbincangkan. Sampai tema ini masuk dalam target besar perusahaan tempat aku bekerja. Sebelum lebih jauh, yuk kita kenalan dulu dengan istilah ini.
Pengertian Literasi Digital
Literasi menurut KBBI mempunyai arti :
- Kemampuan menulis dan membaca
- Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu
- Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup
Literasi digital menurut KBBI mempunyai arti :
Kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer/digital.
Setelah melihat pengertian dari KBBI tersebut, aku dapat menyimpulkan bahwa literasi digital ini merupakan kemampuan individual setiap orang dalam menggunakan teknologi digital, sehingga dapat mengolah informasi yang ada menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri dan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Kalau menelaah lagi mengenai literasi menurut KBBI maka yang hal menjadi akar dari serangkaian kegiatan ini adalah membaca. Ngomongin tentang tema membaca, aku teringat saat membaca berita di www.kominfo.go.id mengenai minat baca di Indonesia.
Aku tergelitik pada penemuan UNESCO yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Dan menurut data UNESCO juga, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0.001%. Itu artinya dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Lalu aku berfikir, apa iya Indonesia sengenes itu? Menurut teman-teman bagaimana ?
Minat Baca di Indonesia
Data UNESCO mengenai minat baca di Indonesia ini menjadi sorotan Kepala Perpustakaan National RI, Muhammad Syarif Bando. Dilansir dari perpusnas.go.id, bapak Syarif Bando menyatakan bahwa untuk memahami kondisi literasi di Indonesia, maka harus menelusuri dari hulu ke hilir sehingga dapat dilihat secara komprehensif disertai dengan fakta di lapangan.
Bapak Syafri Bando mencoba menghitung rasio jumlah buku dan penduduk di Indonesia. Beliau meminta penilaian bahwa masyarakat pedalaman tidak suka membaca harus dihentikan sebab tidak melihat kondisi yang kurang bahan bacaan.
Di samping itu, data unik lainnya datang dari wearesocial dan riset Semiocast, lembaga independen di Paris. Wearesocial, per Januari 2017 mengungkap bahwa orang Indonesia bisa menatap layar gadget lebih 9 jam sehari. Riset Semiocast menungkap bahwa warga Jakarta dapat membuat 10juta kicauan di twitter setiap harinya. WOW !!
Dengan melihat data-data yang tersaji, seolah-olah bisa saling mengisi. Data literasi Indonesia rendah karena disebabkan rasio ketersediaan buku dan penduduk yang jomplang dapat disiasati dengan pemanfaatan teknologi digital. Literasi digital menjadi solusinya!
Aku rasa sekarang penggunaan gadget bukan hanya milik orang kota, namun di desa pun sudah menggunakan gadget. Dengan memanfaatkan gadget untuk akses informasi dan data, minat baca di Indonesia pun bisa semakin meningkat. Tantangannya adalah bagaimanakah menyediakan serta mengolah informasi yang benar-benar bermanfaat. Sehingga menjadikan kegiatan literasi digital yang bermanfaat.
Manfaat Literasi Digital
Literasi digital dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kehidupan khalayak, di antaranya :
- Informasi dapat sampai lebih cepat
- Lebih menghemat waktu dan biaya dalam penyampaian informasi
- Memudahkan komunikasi
- Dengan informasi yang cepat sampai, maka mempercepat juga pengambilan keputusan
- Bagi yang suka belajar tentunya akan mendapatkan sumber ilmu maupun referensi yang banyak
- Tidak diperlukan lagi proses distribusi buku yang disinyalir menjadi penyebab rendahnya minat baca di Indonesia
Dampak Literasi Digital
Literasi digital selain memberikan manfaat untuk khalayak, bukan berarti tanpa celah. Dunia digital bukan berarti tanpa orang jahat, tapi bukan berarti tanpa orang baik. Literasi digital yang rendah dapat memberikan dampak buruk.
1.Sumber hoax
Mengapa menjadi sumber hoax? Karena biasanya informasi yang diterima tidak dibaca dan ditelaan dengan baik. Asal lihat judul menarik langsung diteruskan kemana-mana. Dan terus dilanjutkan lagi oleh si penerima informasi hoax akhir nya semakin meluas.
2.Mudah tertipu
Orang jahat akan menggunakan berbagai macam rekam jejak digital yang ada untuk dapat mengelabuhi korbannya. Apabila kita tidak hati-hati dalam share data baik itu disengaja maupun tidak, bisa saja datanya diambil dan digunakan untuk meraup keuntungan dari kita. Tidak sedikit aku mendengar kisah tertipu, duit dibawa kabur hanya gara-gara pelaku berhasil meyakinkan bahwa dia berasa dari lembaga yang benar.
Jadi sebaiknya hati-hati bila hendak share gambar maupun tulisan, diteliti lebih dalam apakah mengandung data-data confidential.
3.Perilaku tidak sesuai norma
Perilaku ini kerap terjadi pada usia anak dan remaja. Di usia yang belum begitu matang, anak dan remaja menghadapi bacaan-bacaan yang tidak pantas di media sosial. Ini mempengaruhi psikis anak, meniru atau bahkan melakukan tidakan yang lebih dari sekedar meniru
4.Bullying
Omonganmu harimaumu. Pasti sudah tidak asing dengan kalimat ini. Di dunia digital orang bebas berkomentar apapun, dari yang paling bagus sampai paling bobrok. Dan jika sudah bobrok mengarah ke bullying. Ada yang tahan banting ada pula yang rapuh. Sangat bahaya kalau rapuh. Sudah banyak contoh baik dari dalam maupun luar negeri, yang mencelakakan dirinya sendiri efek bullying.
Ini bahkan aku juga mengalaminya sendiri, namun aku bangkit dan menjadikan bullying itu cambuk untuk membangun blog nitajuwithafina.com ini.
Ambil Peranmu, Blogger !
Kita sebagai blogger bisa ngapain si di jagad literasi digital di Indonesia? Seorang blogger tidak akan lepas dari kegiatan menulis dan membaca. Ya karena blogger adalah seorang penulis, minimal menulis pada blog pribadinya.
Setelah menulis, tulisan tersebut dibagikan melalui blogpost kepada khayalak. Ini menjadi kesempatan para blogger untuk ambil peranan pada literasi digital di Indonesia. Menulis dan membagikan informasi yang bermanfaat bisa berdasarkan ilmu maupun pengalaman. Tulisan pada blogpost tentu dapat di akses di seluruh penjuru negeri ini dari perkotaan hingga pedesaan. Ini ada;ah contoh literasi digital.
Bagi aku sendiri , tulisan , salah satunya melalui blog ini adalah media yang lebih suka aku gunakan dalam menyampaikan informasi. Karena untuk menyampaikan informasi secara audio visual aku belum pede dan bisa-bisa aku hanya berkata singkat alias ga banyak bicara.
Teknik Menulis Blog
Di awal menulis blog, aku berpikir ‘ah nulis ya gitu-gitu aja’ tinggal menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan. Ternyata tidak se-simple itu, teman. Sebelum menerapkan ilmu teknikal blog seperti SEO, baiknya kita mengetahui kaidah dalam menulis tulisan.
Dalam menulis juga ada kaidah yang perlu di perhatikan. Seorang blogger harus membangun kemampuan dalam literasi digital agar tujuan literasi tercapai. Alhamdulillah banget aku bisa bertemu dengan mojang dari kota yang disebut-sebut Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum, Gilang Maulani. Mba Gilang yang neme bekennya Gemaulani , aktif menulis di 11 blog + blog pribadinya yang DAnya di atas 30 semua. Beliau juga pernah menulis Buku Antologi dan juga pernah menerbikan buku solo. Mba Gilang ini membagikan ilmu tentang teknik menulis dan editing blogpost di kelas blogger.
Setelah menulis, ketika akan menerbitkan tulisan kita perlu melakukan proses editing. Tahapan ini perlu sebab sekalipun merasa diri sudah teliti dalam menulis, biasa ada celah kesalahan. Di proses editing inilah tulisan bisa di quality control.
Merasa ribet? Mungkin akan terasa di awal, namun jika sudah dibiasakan dalam setiap penulisan akan terbiasa dan bisa menikmati setiap tahapan prosesnya. Kita menyajikan tulisan untuk memberikan informasi kepada orang lain, sehingga kita harus memperhatikan kenyamanan orang dalam membaca tulisan kita.
Untuk bisa menularkan literasi digital kepada banyak orang, dimulai dari diri kita sendiri dulu dengan bijak menggunakan kata-kata di dunia digital, seperti di media sosial, blogpost, forum dan lain sebagainya. Jadi, yuk para blogger ambil peranmu dalam literasi digital di Indonesia!
Referensi :
- https://www.kominfo.go.id/
- www.perpusnas.go.id
- https://kbbi.kemdikbud.go.id/
47 Komentar
Nona septiana
Wah jadi sebagai blogger pun juga harus memiliki wawasan literasi ya Bu nit. Menulis juga tidak sekedar menulis saja.
Makasih insightnya yaaa.
Hanat Futuh
Di poin minat baca di Indonesia ini bener banget. Makanya sejak jadi anak komunikasi, aku selalu kasih edukasi ke orang-orang di sekitar aku khususnya untuk lebih bijak jika dapat informasi atau pesan, mba. Apalagi japrian di WA itu seringnya hoax kan tapi mereka mudah banget nerima dan mikirnya itu beneran.
Maria Tanjung
Aku paling susah bikin outline pas mau menulis. Mungkin sudah saatnya merapikan tulisan dengan membuat outline. Nice information mbaa.. semangat selalu yaa…
Hani
Aku pernah tuh smp leave group WA gara² hoax. Banyak di lingkungan kita yg rendah literasi digitalnya. Cuma liat meme/poster trus share aja…
Btw….tips menulisnya keren…
Ipeh Alena
Mengenai tingkat literasi yang diunggah Unesco ini. Agak membingungkan buatku. Waktu ada perbincangan dengan Kang Maman, beliau menjabarkan bahwa penilaian tersebut berdasarkan jumlah buku yang terjual di toko buku besar. Ini tidak menghitung toko buku kecil apalagi toko yang menjual buku bajakan. Dan lagi, tak menghitung jumlah pembaca ebook ilegal.
Kalau dinilai dari persentase keseluruhan, sebenarnya mungkin minat baca masyarakat engga terlalu rendah, ya. Tapi, dominasi usia kayanya berpengaruh juga. Soalnya, yang banyak baca buku atau ebook ilegal kebanyakan generasi milenial dan lokasinya berada di kota atau kabupaten yang pengguna internetnya banyak.
Setuju juga, kalau digitalisasinya belum menyeluruh sampai ke pelosok.
Rini Novita Sari
Www ah kalau ngomongin peran blogger di literasi digital gede bgt mbak.
Tulisan kita juga bisa jadi referensi bacaan buat org lain. Makanya penting bgt nulis sesuatu hal yang bisa dipertanggungjawabkan
Malica ahmad
Ambil peranmu blogger!
Aku suka banget kalimat perintah ini. Artinya, blogger harus sering menggaungkan literasi digital di media sosial ya mbak. Karena menurut saya, blogger saat ini juga menjadi profesi yang lagi disorot. Makanya wajib dimanfaatkan buat literasi digital Indonesia
Rahmah
Sepakat
Karena tidak ada yang bisa bergerak mengembangkan konten untuk literasi kalau bukan blogger apalagi di dunia digital seperti sekarang
Dian
menurutku blogger itu garda terdepan buat menyebarkan literasi digital ya mbak
menyebarkan info yg benar dan bermafaat bagi masyarakat
Hermansyah
Menjadi blogger itu menurut saya, sebenarnya hobi yang sangat mulia. Blogger banyak memberikan manfaat dari konten-konten yang banyak disajikan.
Rahmah
Nah, saya sepakat kalau hoax muncul salah satunya karena kurang informasi jadinya asal ngomong
Nabilang orang Makassar, pitikanakanai
Mutiara sanova
Bacanya sambil meresapi ,bener dan setuju banget nih peran blogger penting banget buat literasi digital di jaman udh serba gadget seperti sekarang, yang semuanya bisa di akses melalui digital, semoga semakin banyak blogger2 yang menyebarkan literasi digital
wahyuindah
wah saya jadi terpanggil nih. meskipun masih newbie dalam dunia blogger, tapi saya pengen ikut ambil bagian mbak. lewat tulisan yang bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya oleh pembaca. semoga kita terus bisa berliterasi digital ya. semangat
Susie Ncuss
Banyak ya yg perlu diperhatikan dalam menulis artikel.
Semangat terus buat memperbaiki kapasitas diri ya mbak..
Wahyu Eko Cahyanto
Sangat memprihatinkan sih, kebanyakan orang di indonesia suka kemakan berita hoax, penyebabnya mereka cuma baca headline news nya aja tanpa membaca isinya secara utuh
Jdhestiana
Peran blogger emg penting bgt, terutama yg mendidik, aku pengen bgt belajar SEO blog tapi belum terealisasikan karena masih repot sama anak bayi dan balita, huhu.
www.derisafriani.com
Pemahaman terhadap literasi digital memang harus di jaman sekarang. Apa lagi bagi seorang blogger. Mulai dari membaca dan menulis, hingga menguasai dunia SEO. Saya pikir, mengambil bagian dengan ikut serta di kelas blogger juga merupakan langkah konkrit melek literasi digital ya Mbak. Terus mengupgrade diri untuk paham dunia tulis menulis dan internet.
Iim Rohimah
Blogger punya peran penting dalam meningkatkan literasi digital. Bisa dengan memberikan konten positif dan mendidik. Hanya saja, sebagai Blogger juga perlu lebih meningkatkan literasi nya supaya konten yang disuguhkan lebih baik. Misalnya memperhatikan penulisan seperti di atas.
Freesy setiyo utami
Ya memang skrg minat baca org tuh turun bgt.. literasi padahal dibutuhkan bgt
Fenni Bungsu
Peran kita sebagai kreator digital a.k.a blogger sangat perlu untuk membuat konten yang berkompeten dan bertanggung jawab, sehingga meningkatkan literasi digital dan tentunya bebas hoax
Jihan
Hyuukk. Bener banget bloger sekalipun harus melek literasi digital ya kann. Biar ngga kemakan hoax sana sinii
Anis Khoir
Dalam menulis artikel tidak boleh sembarangan ya, ada kaidah yang harus dipatuhi sehingga tulisan nantinya juga enak dibaca.
Yustrini
Betul banget, mbak kalo minat baca orang Indonesia itu masih rendah banget. Aku jarang banget kenal sama orang yang suka baca. Baru setelah ada internet, aku bisa kenal orang-orang yang punya minat sama denganku. Termasuk Mba Nitha ini, jadi teman di dunia blogger :))
Fadli
Blogger punya peranan yang sangat penting dalam dunia digital ini ya Mbak. Meskipun ada juga blogger kurang bertanggung jawab yang menyebar info tidak jelas, semoga kita jadi bagian yang tidak seperti itu, tapi mengambil peran menjadi blogger berkelas dengan menjadikan pembaca kita cerdas
Kokoh Hendra
Literasi digital sangat penting sekali untuk kemajuan masyarakat.
Damar Aisyah
Dalam dunia digital keterampilan membaca, menulis dan memahami setiap postingan memang sangat penting karena efeknya bisa mengerikan. Saya pribadi kadang-kadang masih suka menelan mentah-mentah suatu persoalan. Maka dari itu sekarang mulai melambatkan speed untuk mencerna lebih dalam.
Joko Yugiyanto
ambil peran mu sebagai blogger, yes i do
mencoba memberikan konten yang baik dan tidak memberi keruh pada dunia kan ya mb
Ratna
Serius Mba, sebagai blogger wajib banget paham dan melek perihal literasi digital agar kita bisa memberikan informasi yang baik dan mengedukasi ke pembaca ya. Nice.
Enny
Setuju banget bun. Untungnya sebagai blogger menurut saya membawa kebiasaan baik dalam literasi digital. Salah satunya terbiasa membaca artikel panjang dari sumber yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi ketika membaca informasi yang belum tentu benar jadi nggak asal menyebarluaskan.
ghina
iyaa akses nih penting banget. Dulu di desa nemu buku anak berkualitas aja susah banget, sekarang karena media, bahkan sudah ada banyak akses untuk mendapatkan buku buku berkualitas gratis. Yang perlu tahu, gawai tidak berarti apa2 jika kita tidak tahu mengoperasikannya ataupun tahu perkembangannya yaaa..
Ais
Betul banget. Di dunia digital ini nulis kudu hati-hati, membaca harus dipahami. Karena tulisan dan pemahaman yang keliru bisa jadi masalah besar. Membaca, melihat dan mendengar semua memerlukan pemahaman sebelum merespon dengan tindakan. Begitulah semestinya jika memahami makna literasi.
Salma
Kalau urusan berkicau Warga Indonesia jago banget, tapi sayangnya belum dibarengi dengan literasi sehingga komennya pun kadang gak sesuai
Adriana Dian
Setuju banget! menurut aku, blogger emang punya peran yang cujup penting dalam literasi digital masyarakat indonesia. Lewat tulisan tulisan kita yang dibaca dan bermanfaat untuk orang banyak yaaaa
Tami
Blogging ga sekedar tulis-post- kelar ya mba. Perlu teknik2 tertentu agar menghasilkan tulisan yg ga cuma enak dibaca tapi juga berhasil duduk di peringkat awal Google sehingga manfaatnya semakin meluas.
Erin Friyana
Internet itu dari luar memang terlihat menyenangkan, indah, bagus padahal dalamnya hutan belantara. Kalau kita sembarangan menggunakan internet banyak sekali dampak negatif yang akan diterima. Sehingga memahami lietasi digital ini penting sekali.
Diah Kusumastuti
Sebagai bloger peran kita saat ini memang terbilang strategis ya di bidang literasi digital. Tinggal kita yang harus pinter meramu kata dan kalimat menjadi baik, termasuk memperhatikan kaidah Bahasa Indonesia sesuai EBI 🙂
Hastin Pratiwi
Para bloger sebenarnya memiliki tanggung jawab yg besar terhadap para pembacanya karena tulisan mereka bisa dibaca sampai ke pelosok dunia dengan adanya koneksi internet. Berbeda dengan menulis di buku yg terbatas pembacanya. Gak heran rasanya klo bloger makin lama makin dituntut punya kemampuan lebih untuk menulis supaya bisa berbagi dengan bahasa yang juga enak dibaca. ?
Rhoshandhayani K. T.
iya loh, ngeblog membantu aku banget soal PUEB
karena PUEBi juga harus diterapkan saat aku bikin tesis
kan malu-maluin kalau ejaanku masih salaaah
Lasmicika
Sadar kalau blogger punya kans besar dalam memengaruhi pemahaman masyarakat akan berbagai hal, aku juga mulai selektif dalam menulis. Terutama tulisan berbayar, sebisa mungkin kalau nggak ‘sejalur’ dengan keyakinan aku, aku mending ngga ambil. Takut aja gitu apalagi yang bertentangan dengan hati nurani. Hehe…
Yuni BS
Iya sih. dampak buruk dari literasi digital yang rendah memang sumber hoax. Kebayang aja gitu, ada satu info muncul. Kemudian kita buru-buru share tanpa mencari tahu lebih banyak. Eh kemudian setelah diusut ternyata infonya nggak bener.
Duh, banyak kan kejadian begini.
Akarui Cha
Sepakat soal saatnya blogger mengambil peran dalam literasi digital. Makanya blogger perlu terus mengasah kemampuan membaca makna dan menulis, termasuk membiasakan untuk melakukan riset sederhana dulu sebelum menulis.
Tian lustiana
Setuju banget kalau blogger juga harus melek baca dan mengambil peranan dalam literasi digital ini
Icha Marina Elliza
Bener kak.. literasi digital yang rendah bisa banyak mengakibatkan hal negatif seperti sumber hukum dan juga mudah tertipu ketika berselancar di Internet. Enggak jauh-jauh deh, di WhatsApp grup orang tua murid juga sering tuh ada aja orang tua yang ngirim link hoax ataupun kabar palsu.
Karyati Niken
Literasi digital kalau untuk anak, bentuknya bagaimana mak? Dari usia berapa bisa diterapkan literasi digital seperti diatas?
Jasmi
karena blogger prinsipnya menulis untuk dibaca oleh orang banyak, penting bagi blogger untuk menulis sesuai data. Jadi wajar kalau blogger punya peran untuk mengkampanyekan literasi digital.
Meykke Santoso
Mengingat minat baca yang rendah di Indonesia, jadilah marak sekali cyber bullying dan berita hoax ya Mba. sebagai blogger kita jelas harus melakukan sesuatu ya. Ikut mensosialisasikan literasi digital ini
Nita Juwithafina
Agree mba Mey 🙂