Bagaimana bila menjadi seorang ayah tunggal
Lifestyle,  Uncategorized

Bagaimana Bila Menjadi Seorang Ayah Tunggal?

“Yah, kalau Bunda ga ada, anak kita ga boleh kehilangan sosok Bunda”

Suatu saat pernah aku berpikir “bagaimana bila waktuku tiba, siapa yang akan mengurus anakku, apalagi dia berkebutuhan khusus yang perlu pendampingan khusus” . Sempat aku bertanya kepada Ayah Ezio, “nanti kalau aku pergi duluan, Ezio gimana ya?”. Ayah Ezio balas dengan kata-kata “udah ga usah ngomong aneh-aneh” . Terkadang memang tidak ingin berpikir demikian, tapi banyaknya berita yang bergulir, jenis penyakit yang beragam dan datang tiba-tiba menjadikanku suka overthinking. Aku bahkan sudah draft apa saja keperluan Ezio hehe… saking overthinkingnya.

Menjadi Seorang Ayah Tunggal

Menjadi orang tua tunggal sebenarnya suatu keadaan yang tidak diinginkan. Namun dalam banyak kasus keadaan ini banyak dijalani oleh sebagian orang tua, entah itu karena meninggal maupun perceraian. Orang tua tunggal atau biasa disebut single parent maksudnya adalah orang tua yang baik ayah maupun ibu yang menjalani tanggung jawab sebagai seorang ayah dan ibu secara bersamaan. 

Kalau berdasarkan pengalamanku, selama ini banyak yang aku temukan adalah single mom. Bahkan sampai ada komunitasnya. Namun tak menampik ada juga beberapa lingkungan yang mengharuskan seorang ayah menjadi ayah tunggal. Menjadi single parent bagi seorang ayah mungkin akan lebih berat terasa namun bukan berarti tidak bisa.

Cerita Kehidupan Ayah Tunggal

“Saking overthinkingnya, FYP tiktokku membawaku ke video perjuangan ayah tunggal”

Yap, ini real terjadi. Suatu ketika, aku sedang asyik scroll Tiktok, dan terhentilah aku pada salah satu video tiktok dari Generos dengan judul “Buka Puasa Bareng Bunda” . Aku mengikuti alur cerita dari cerita ini.

Dalam video tiktok ini, berlatarkan bulan Ramadan dan berkisah seorang anak perempuan cantik yang hidup berdua dengan ayahnya. Anak perempuan ini bernama Aqila. 

Keluarga AqilaSaat makan sahur tiba, Aqila ingin sekali sahur bersama bundanya. Namun yang ia temui saat di meja makan hanyalah ayahnya. Lantas sang ayah menghiburnya dan berkata “ya udah nanti buka puasa bareng Bunda ya, tapi ada syaratnya yaitu inget pesan Bunda”. Aqila langsung mengingat pesan Bundanya seraya menjawab “tebarkan kebaikan” lalu merekapun makan sahur berasama.

Keesokan harinya sang Ayah membawa Aqila berjalan-jalan. Karena Aqila lapar, mereka membeli makanan yang dijual di sana. Saat membeli makanan Aqila melihat ada dua orang pengemis di seberangnya. Lalu Aqila berkata kepada abang penjual makanan “Bang, aku mau dua” dan ayahnya mengabulkannya. Setiap makanan yang dibelinya, Aqila selalu meminta dua porsi. Ayahnya pun tak tahu mengapa Aqila meminta dua porsi pada setiap makanan.

Setelah semua terbungkus rapi, ternyata Aqila membagikan makanan yang tadi porsinya lebih kepada pengemis yang ia lihat di seberang tadi. Ayahnya pun bangga melihatnya karena pesan dari Bunda tersampaikan pada Aqila.

Sampailah waktu menjelang berbuka puasa. Ayah Aqila mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa di meja makan. Sembari meletakkan makanan di meja, Aqila kembali bertanya “Ayah, kita jadi kan buka puasa bareng Bunda”. Raut muka ayahnya langsung berubah, seolah-olah berpikir bagaimana harus menghadirkan Bunda di depan Aqila, sementara itu tidak mungkin. Namun karena tidak ingin mengecewakan anaknya, Ayah menjawab “jadi sayang”.

Ayah Aqila langsung menuju ke kamar tidurnya. Dia memandangi foto keluarga yang terdiri dari Bunda, Aqila, dan dirinya. Lalu apa yang dia lakukan ? Untuk menghadirkan sosok Bunda di depan Aqila, dia mengambil pakaian yang sama persis dengan yang dikenakan Bunda Aqila dalam foto tersebut. Dia lantas mengenakan pakaian tersebut tak lupa dengan aksesorisnya seperti bandana. 

Aqila yang sedang menyantap makanan di meja langsung menyambut kedatangan Ayahnya yang berpakaian menyerupai Bunda seraya berkata “Bundaaa!” . Aqila senang walaupun dia tau yang muncul adalah ayahnya. Namun dia bisa melihat Bunda dalam sosok itu. 

Kegiatan Ayah dan AqilaAyah menjalankan peran sebagai Bunda dengan sangat baik. Dia pun selalu mengingat pesan dari Bunda Aqila “Janji ya Mas, kalau aku ga ada, Aqila gak boleh kehilangan sosok seorang Ibu”. Ayahnya pun dengan tekun mengajak Aqila memasak, membereskan pakaian, membacakan dongeng menjelanng tidur dan memberikan nutrisi yang tepat kepada Aqila, seperti Generos. Ayahpun mendidik Aqila supaya menjadi anak yang baik, sesuai dengan pesan Bundanya. 

Kesimpulan

Melihat video ini aku sangat terenyuh. Sang Ayah terlihat sangat menyayangi Aqila dan membuktikan bahwa menjadi Ayah tunggal tetap bisa mengasuh dan mendidik anak perempuannya dengan baik dan penuh kasih sayang tanpa sosok seorang Bunda di sampingnya. Aku melihat sang Ayah berusaha melakukan yang terbaik demi kebahagiaan anak semata wayangnya.

Cuma yang aku agak khawatirkan adalah saat sang Ayah menggunakan pakaian perempuan saat menghadirkan sosok Bunda di hadapan anaknya. Tindakan ini seakan menormalisai bahwa seorang laki-laki boleh berpakaian wanita. Padahal dalam ajaran agama Islam, sejatinya melarang keras pria menyerupai wanita dan wanita menyerupai pria karena secara takdir dan syariat pria dan wanita adalah berbeda.

Namun sebagai penonton dan kali ini pembaca artikel ini, setidaknya kita bisa mengambil sisi positif dalam video ini untuk terbentuknya generasi yang selalu tebarkan kebaikan. 

generos tebarkan kebaikan

Silahkan tinggalkan jejak, tapi jangan link hidup yahh :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *