Ciri-Ciri Anak ADHD
Mempunyai seorang anak berkebutuhan khusus ( ABK ) berjenis ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder), membuat aku banyak belajar mengenai seluk beluk anak ABK. Terus terang kalimat “anak berkebutuhan khusus” itu sendiri baru aku dengar setelah terjadi pada Ezio, anakku. Pada tulisan ini aku akan membahas ciri-ciri anak ADHD baik secara umum maupun yang ku alami sendiri pada Ezio.
Deteksi Awal Anak
“Kok tiba-tiba bisa membawa anak ke Klinik Tumbuh Kembang? Apa yang menjadi pemicu”
Pertanyaan ini sering ditujukan kepadaku dari berbagai kalangan baik saat diwawancara maupun orang tua yang ingin berbagi cerita. Pada beberapa artikelku yang lama, aku sempat membahas mengenai deteksi awal pada Ezio.
Flashback ke belakang, Ezio lahir dengan kondisi ada kelainan lahir pada saluran kencingnya. Apa ini yang menjadi hambatan dalam tumbuh kembang dia? Dulu aku berpikir seperti itu. Namun menurut para dokter ini tidak ada berhubungan. Ini adalah case yang berbeda.
Pada usia 20 bulan, 2 bulan pasca operasi koreksi hipospadia yang dilakukan pada Ezio. Tumbuh kembang Ezio mulai tidak on track. Aku melakukan pengecekan pada KPSP yang memang merupakan kuisioner yang dapat digunakan untuk mengukur tumbuh kembang anak.
KPSP tidak on track tidak lantas membuat aku langsung men-judge bahwa ada yang tidak beres pada Ezio. Aku masih berusaha memberian stimulus sesuai dengan umur dia. Aku juga mencoba mengikutsertakan Ezio pada kelas bermain bayi. Ketika itu aku memilih kelas bermain di daerah Jakarta Timur, karena jadwalnya weekend dan yang menjadi fasilitator adalah psikolog anak.
Source : https://tumbuhkembang.info/alat/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/
Kondisi Saat Ikut Kelas Bermain
Kelas bayi bermain diikuti sekitar 10 bayi waktu itu, dengan 3 fasilitator. Kelas ini berlangsung selama 12 kali dalam 12 minggu. Ketika perdana membawa Ezio ke sini, dibayanganku dia akan happy bertemu teman sepantaran, bermain jenis permainan yang dipersiapkan secara bersama-sama.
Namun kenyataannya yang terjadi adalah 180 derajat dengan bayanganku. Ezio pada kelas perdana ngamuk sejadi-jadinya, hingga sama sekali tidak bisa mengikuti permainan. Psikolog yang ada berusaha mengatasi keadaan tersebut dengan memberikan jenis permainan yang lain. Lalu mencoba mengajak bermain Ezio di area tersendiri menepi dari kumpulan anak-anak lain.
Pada awalnya metode ini tidak works. Namun pada pertemuan ke 4 ini lumayan berhasil membuat Ezio tidak tantrum. Psikolog mulai mencoba menggabungkan Ezio dengan anak-anak lain. Yang terjadi adalah tantrum kembali terjadi.
Pada saat pertemuan ke 6, psikolog anak Orissa mengajakku diskusi. Beliau mengatakan ada sesuatu pada Ezio. Mba Orissa lantas memberikanku secarik kertas yang berisikan laporan perkembangan Ezio selama 6 minggu mengikuti kelas bermain ini.
“Sebaiknya Ezio dibawa ke klinik tumbuh kembang anak ya bun, untuk kemudian di observasi ada apa dengan Ezio. Ini saya berikan laporan perkembangan Ezio untuk menjadi referensi ke dokter tumbuh kembang anak. Untuk sementara keikutsertaan Ezio di kelas ini di stop dulu sampai ada diagnosaa dari dokter tumbang” ucap mba Orissa ketika melihat sesuatu pada Ezio.
Berbekal dengan surat dari mba Orissa, aku mencoba membawa Ezio ke beberapa klinik tumbuh kembang. Kenapa beberapa? Sebenarnya pada awalnya aku belum bisa menerima kondisi tumbuh kembang Ezio yang berbeda, sehingga aku mencoba beberapa opsi dokter.
Baca Juga :
Siapa yang Mengeluarkan Diagnosa ADHD ?
Konsultasi ke Prof Hardiono, Antri 3 bulan
Anak ADHD Bersekolah di mana yah ?
Ciri anak ADHD
Singkat cerita, aku membawa Ezio ke berbagai tempat. Ezio juga mengikuti beberapa observasi serta terapi untuk membantu catch up dengan tumbuh kembangnya. Sampailah ke suatu kesimpulan diagnosa yang dikeluarkan oleh Psikiater RSCM bahwa sesuai hasil observasi, Ezio mengalami ADHD.
Psikiater tersebut mengungkapkan beberapa ciri-ciri umum ADHD yang memang Nampak pada Ezio. Ketika di diagnosa itu Ezio berumur 4,5 tahun. Observasi terhadap Ezio dilakukan mulai umur 2 tahun.
Secara teori ciri/gejala anak ADHD itu terbagi 2 yaitu :
- Gejala Inatensi
Gejala Inatensi sebagai deteksi awal ini harus muncul di dua tempat atau lebih, misalnya di rumah dan di sekolah, tidak bisa di satu tempat saja. Gejala inatensi seperti :
- Sering lupa
- Mudah bosan
- Tidak teliti/ceroboh
- Sulit fokus
- Terlihat tidak mendengarkan saat diajak bicara
- Tugas tidak selesai
- Tidak rapih dalam mengatur sesuatu
- Sering kehilangan barang
- Mudah terditraksi
- Gejala Hiperaktif – Impulsif
Yang kedua adalah gejala hiperaktif-impulsif. Sama halnya dengan gejala inatensi, gejala ini juga harus muncul di dua tempat atau lebih. Gejala hiperaktif-impulsif :- Tidak bisa diam tangan maupun kaki
- Sering meninggalkan tempat duduk
- Sering jalan atau naik-naik secara tidak tepat
- Sulit berkegiatan tenang
- Sering bergerak/gelisah
- Sering interupsi
- Sulit mengantri
- Menyela/menganggu orang lain
- Bicara berlebihan
Gejala ADHD pada Ezio
Lalu bagaimana dengan Ezio sendiri? Untuk Ezio saat usia 2-4 tahun gejala yang ditunjukkan ada beberapa yaitu :
- Tumbuh kembangnya stuck untuk bagian motorik halus dan sensorik
- Suka menghindar atau cenderung bermain sendiri jika ada kumpul bocah
- Suka membanting apapun jika keinginannya tidak terpenuhi, hingga membanting dirinya sendiri
- Susah diajak bermain motorik halus, bila tidak didahului dengan bermain motorik kassar
- Tidak nyaman berganti pakaian
- Kata-kata yang bermakna masih minim
- Kemana-mana selalu berlari ( tidak bisa berjalan biasa ), walau dalam rumah
- Tidak langsung respon, ketika namanya dipanggil beberapa kali
- Tidak suka menunggu
Menurut psikolog, gejala ini akan berbeda pada setiap umur perkembangannya. Akan ada yang hilang dan berganti dengan yang baru sampai dengan seorang anak ADHD bisa beradaptasi dengan kondisi ADHDnya dia.
Pada suatu seminar mengenai remaja ADHD & pertemanannya, seorang psikolog menjelaskan beberapa ciri anak ADHD ketika mencapai usia remaja, antara lain :
- Terlalu mudah merasa malu
- Sangat marah dan emosional jika dikecewakan orang lain
- Menetapkan standard tinggi untuk orang lain sementara mereka tidak dapat mencapai itu
- Harga diri yang rendah
- Merasa cemas dalam situasi sosial
- Kesal hingga menyakiti dirinya sendiri
- Menarik diri
- Merasa gagal karena tidak dapat memenuhi harapan & tuntutan orang lain
Saat ini memang Ezio belum remaja, namun mengapa aku sering mengikuti seminar maupun kursus orang tua anak berkebutuhan khusus spesialnya untuk anak ADHD, agar aku bisa mengetahui apa yang sebaiknya aku lakukan dalam menghadapi Ezio nanti.
Aku paham benar pola didikan orang tuaku dulu akan berbeda dengan bagaimana aku mendidik Ezio dengan segala kespesialan yang dia miliki. Mengikuti seminar, kursus banyak ngobrol dengan guru serta terapisnya dalah caraku untuk paham ciri, gejala serta treatment untuk Ezio saat aku bersamanya.
Semoga pembahasanku mengenai ciri anak ADHD ini bisa bermanfaat untuk para orang tua. ADHD itu bukan penyakit, memang tidak bisa disembuhkan namun bisa diadaptasi ketika dewasa. Semangat 🙂
28 Komentar
Haryadi Yansyah | Omnduut
Salah satu temen blogger ada juga yang ADHD dan dia baru ngehnya setelah dia dewasa. Jadi, kebayang betapa strugglenya dia terhadap diri sendiri. Juga, orang-orang yang berada di sekitarnya yang dulu kebingungan dengan perubahan emosi yang signifikan di waktu-waktu tertentu.
Dengan pendeteksian dini terhadap Ezio, mudah-mudahan lebih mudah ke depan untuk proses interaksi Ezio terhadap sekitar. Pasti nggak mudah, hanya orang tua (dan para kerabat) hebat yang bisa menaklukkannya. Dan, aku percaya mbak Nita dan keluarga salah satunya.
Salam buat Ezio 🙂
Didik
Semoga pengorbanan bunda dalam merawat si kecil diberi ganjaran yg baik ya kak. Soalnya merawat ADHD emg butuh kesabaran tinggi dan ga gampang.
Salut buat bunda2 yg merawat anak super ini dgn baik. Denger2 anak super ini kalo dirawat dgn bener bs jd jenius loh. Smg bener ya kak.
prim.
Semoga mas ezio tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan bermanfaat bagi sesamanya ya mbak. Nggak kebayang gimana perasaan mbak nita & keluarga ketika mas ezio dinyatakan ADHD.
Pasti perlu effort yang sangat sangat luar biasa buat mbak nita & keluarga to deal with his special needs.
Wishing you & mas ezio all the best.
Lasmicika
Pasti banyak tantangan dan beragam rasa menjadi ibu dari ADHD ya mba. Salut sekali dengan mba Nita yang sangat peduli sebagai ibu sekaligus meluangkan waktu untuk menulis. Saya jadi tahu ADHD ternyata seperti ini. Pengetahuan yang berharga karena dibagikan langsung oleh orang tua yang memiliki anak ADHD.
ABK memang spesial, yang diamanahi pun insya orang tua yang spesial pula.
Semoga Ezio bisa tumbuh, melalui masa kanak-kanak hingga remaja dengan bahagia.
Vicky Laurentina
Ternyata begini ya rasanya punya anak dengan ADHD.
Saya dulu dapat kuliah tentang ADHD selama 90 menit di sekolah, tapi tidak spesifik juga karena bahasannya berbarengan dengan autisme. Nggak pernah dapat pasien ADHD juga karena mungkin populasinya sedikit.
Senang banget baca ini dari pengakuan keluarga pasiennya sendiri.
Dian
Semangat ya mbak Nita
Keren sekali bisa tetap berbagi ilmu tentang ABK di blognya
Pasti membantu banyak orang, terutama untuk orang tua abk
Rani R Tyas
Oh jadi ADHD itu tidak bisa disembuhkan ya? Tapi bisa diadaptasi ketika dewasa? Jadi yang di klinik tumbuh kembang anak itu, semisal terapi fokus itu bukan berarti menyembuhkan total, tapi menerapi agar anak terbiasa untuk belajar fokus seumpama dipanggil. Temenku dan temennya temen dia itu mengalami gejala yang sama (anaknya). Sama-sama diterapi fokus dan terapi wicara. Anakku juga dulu speech delay, tapi alhamdulillah, dia cepat beradaptasi dengan keadaan yang baru sehingga tidak perlu sampai melakukan terapi wicara.
Yuni Bint Saniro
Aku juga sempat berpikir bagaimana ibu-ibu yang memiliki buah hati dengan kondisi ABK lantas memutuskan untuk membawanya menemui dokter tumbuh kembang.
Ternyata emang benar. Harus ibunya dulu yang memiliki kepekaan dengan tumbuh kembang anak.
Semangat bunda. ..
vika
Selalu kagum dengan semangat dan perjuangan para orangtua yang telaten dan panjang sabar merawat buah hati berkebutuhan khusus. Keren mba
Andrie K. - Personal Blogger
Amin semoga ezio dewasa bisa semakin tumbuh kembang menjadi anak yang rajin, baik, dan bisa normal lagi seperti anak-anak pada umumnya. Walaupun tidak sepenuhnya sembuh, tapi bisa memiliki peluang yang juga tidak kalah dengan anak-anak yang lain dan mampu bersaing, berprestasi seperti yang lain.
Irpan
Terimakasih sharingnya mbak.
saya jadi dapet banyak informasi seputar ADHD.
Sukses buat Ezio ?
Ira Hamid
Terimakasih sudah berbagi, Mba. Jadi anak-anak yang mudah bosan dan gak mau diam harus mulai diwaspadai yaa, Mba.
Sehat selalu yaa, Ezio sayang ?
antung apriana
selama ini saya lumayan penasaran nih dengan tanda-tanda anak ADHD soalnya yang sata tahu cuma mereka itu kebanyakan aktif banget. terima kasih sharingnya ya, mbak jadi nambah ilmu nih buatku
Andayani Rhani
Baru tau tentang istilah ADHD inii. Sangat mencerahkan sekalii. Alhamdulillah bisa terdeteksi dari dini ya mba jadi bisa belajar dan juga mempersiapkan lebih dini. Terima kasih sharingnya
Bening pertiwi
ADHD jika tidak ditangani sejak kecil, apakah akan berefek hingga remaja/dewasa?
wah bagaimana kalau ketahuannya telanjur setelah besar, masih bisa dilakukan penanganan kan ya?
Ayu Natih Widhiarini
ADHD ini memang berbeda, ia lebih istimewa dari yang lain.
Semangatnya mba ini pasti akan menular ke Ezio nanti
Pohonketelamenulis.com
Pentingnya untuk selalu memeriksa dan memperhatikan tumbuh kembang si anak. Dan aku baru tau mengenai ADHD ini, thankyou sharingnya mba.
Yudichu
Makasih banyak informasinya mba tentang ciri-ciri anak ADHD, bisa aku share ke kakak aku. Oh iya sehat terus ya mba dan keluarga.
Asty Intan Pratiwi Widyasty
Mbakk semangat yaaa! Gak kebayang punya anak berkebutuhan khusus itu pasti harus sabarrr banget ya huhu. BTW, kalau terapi terus apakah ADHD-nya Ezio bisa hilang suatu hari dan bisa normal kembali, Mbak?
Wahyu Eko
Dapet insight baru nih tentang ADHD, yang aku salut adalah deteksi awal kondisi anak. Jadi orang tua mesti peka terhadap tumbuh kembang sang anak.
Gioveny
Semangat mom terus membersamai anak yg spesial. Semoga makin bisa beradaptasi dengan kondisi adhd itu ya mom anaknya
Dila
Semangat mba!!
Salut sudah berbagi pengalaman di blog tentang anak ADHD, mungkin banyak ibu di luar sana yang mengalami hal yang sama tapi kurang informasi mengenai penanganan anak ADHD.
Arif
Penting banget ya deteksi dini, apalagi belakangan udah lebih aware soal isu kesehatan ini. Soalnya ada kasus yg baru ketahuan ADHD pas udah gede.
Makasih udah sharing, mbak, dan sehat serta ceria selalu buat Ezio.
RIFQI FAUZAN SHOLEH
Semoga bunda diberika kekuatan dan kesehatan untuk terus merawat Ezio ☺, ada sedikit pertanyaan, apakah ada kemungkinan anak ADHJ memiliki gejala campuran antara gejala inatensi dan hiperaktif?
Raja Lubis
Semangat terus Bu Nita dalam membersamai tumbuh kembang Ezio. Tulisan ini bisa jadi inspirasi dan new knowledge bagi para orangtua untuk senantiasa memerhatikan detail dari tumbuh kembang anaknya. Dan bisa dikonsultasikan ke ahli jika terjadi sesuatu yang tidak biasa.
hallowulandari
memperhatikan tumbuh kembang anak ga cukup secara fisik doang ya bun, orang tua harus lebih aware juga sama kondisi psikis juga ternyata, mungkin ini jadi hal yg bisa luput dari perhatian yaa, nambah referensi lagi nih buat parenting kelak, baca ini aku jadi inget ttg novel wonderful life :’)
Ira Hamid
anak ADHD ini mulai bisa dideteksi usia berapa, Mba? Apakah usia 1 tahun udah bisa dideteksi?
Sangat penting memperhatikan perkembangan anak yaa, bukan hanya berat badan dan tinggi badannya aja tapi perkembangan secara keseluruhan harus terus dipantau
inez
Semangat mba,,, untungnya terdeteksi secara dini ya jadi bisa belajar beradaptasi dan menanganinya dgn lebih baik.