Care Economy Upaya Menuju Indonesia Maju
Lifestyle

Care Economy : Upaya Menuju Indonesia Maju Dengan Kesetaraan Pekerjaan Perawatan

“Mau pilih mana? Fokus ke keluarga atau ke pekerjaan. Pilih salah satu”


Sebuah pertanyaan halus yang mengharuskanku memilih apakah tetap bekerja atau resign. Yup, itu pertanyaan di dua tahun lalu, saat aku berada di persimpangan. Kondisi intern keluarga menjadi dalang dari persimpangan tersebut. Di saat bersamaan harus handle anak yang berkebutuhan khusus, dan juga harus handle ibuku yang sakit struk. Apalagi, negara belum menganggap perempuan itu setara di tempat kerja, jadi urusan anak, urusan orang tua yang handle ya anak perempuan. Perempuan masih diwajibkan untuk berhenti bekerja dari pekerjaan yang berbayar demi tanggung jawab perawatan.

Pertanyaan selanjutnya, apakah sebenarnya pekerjaan perawatan itu adalah murni pekerjaan perempuan ataukah tanggung jawab bersama? Untuk menjawab rasa penasaran ini aku sempatkan datang ke Jakarta untuk menghadiri workshop International Labour Organization (ILO) yang membahas tentang #MerawatPunBekerja dan Care Economy

ILO Care Work

Pekerjaan Perawatan (Care Work) dalam Care Economy

Pekerjaan perawatan ini definisinya adalah kegiatan memproduksi barang dan layanan untuk kesejahteraan fisik, social, psikologis bagi anak, lansia, orang dengan kebutuhan khusus (disabilitas), orang usia kerja, termasuk perawatan diri untuk memastikan fungsi mereka dapat diterima dari sisi kemampuan, kenyamanan dan keamanan. Pekerjaan perawatan ini terbagi 2 yaitu pekerjaan perawatan tidak berbayar dan pekerjaann perawatan berbayar.

Jenis Care Work Atau Kerja Perawatan
Lalu apa hubungannnya pekerjaan perawatan dalam care economy? Pentingnya peran perawatan dalam ekonomi tidak bisa diabaikan. Namun, di banyak masyarakat, pekerjaan perawatan sering kali kurang dihargai dan bahkan dianggap sebagai tanggung jawab alami perempuan. Di Indonesia, budaya patriarki dan norma-norma sosial yang terkadang membatasi akses perempuan ke sektor ekonomi menyebabkan ketidaksetaraan pekerjaan perawatan. Oleh karena itu, langkah-langkah konkrit perlu diambil untuk mengatasi ketidaksetaraan ini dan memajukan konsep “Care Economy.”


Kerangka 5R ILO Dalam Ekonomi Perawatan di Dunia Kerja

Pada kesempatan ini, kami diperkenalkan kerangka 5R ILO dalam ekonomi perawatan di dunia kerja oleh nara sumber ILO, Ibu Early Dewi Nuriana selaku National Project Officer – Project Coordinator for Care Economy Project, ILO Country Office Jakarta for Indonesia & Timor Leste.

Melalui kerangka 5R, ILO memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana care economy dapat menjadi pilar penting dalam dunia kerja.

Menurut Ibu Early, hanya separuh perempuan Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam angkatan kerja, dibandingkan dari lebih delapan puluh persen laki-laki. Konsep 5R dapat mengarah pada perubahan sosial yang diperlukan demi mencegah perempuan meninggalkan dunia kerja akibat tanggung jawab perawatan dan rumah tangga.

Dalam perjalanan menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif, peran pekerjaan perawatan semakin diakui sebagai fondasi penting dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan. Bagaimana konsep Care Economy dan bagaimana kerangka 5R ILO dapat diterapkan untuk mencapai kesetaraan pekerjaan perawatan di dunia kerja?

Kerangka 5R dalam pekerjaan perawatan bertujuan untuk mengakui(recognize), mengurangi (reduce), redistribusi (redistribute), pekerjaan perawatan tak berbayar serta mendorong adanya penghargaan (reward) dan keterwakilan (representative).

Pada kalimat di atas sudah terlihat apa saja 5R itu, mari kita bahas satu per satu.

Recognition (Pengakuan)

Pertama-tama, pengakuan terhadap nilai pekerjaan perawatan menjadi langkah krusial dalam mengubah paradigma ekonomi. Terlalu sering, pekerjaan ini diabaikan atau bahkan dianggap sebagai tanggung jawab alamiah yang tidak memerlukan kompensasi ekonomi yang layak. Namun, dengan mengakui bahwa pekerjaan perawatan sebagai aktivitas bernilai produktif, untuk mencapai kesejahteraan psikologis, fisik dan sosial dan mengakui jika tidak dilakukan dapat mengganggu/menurunkan kondisi psikologis, fisik, hubungan sosial dan produktivitas, kita dapat memperkuat landasan bagi pengembangan ekonomi yang inklusif.

Reduction (Pengurangan)

Pengurangan beban ganda perempuan dalam tugas perawatan melalui pelibatan setara dari pihak yang berkepentingan adalah langkah yang esensial. Ini berarti mengurangi disparitas gender dalam tanggung jawab perawatan dengan mendorong partisipasi aktif pria dalam pekerjaan perawatan di rumah tangga. Inisiatif ini tidak hanya akan membantu mengurangi ketimpangan gender dalam kesempatan kerja, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan komunitas.

Redistribution (Pemerataan)

Langkah selanjutnya dalam kerangka 5R adalah pemerataan. Hal ini mencakup redistribusi sumber daya, baik dalam hal finansial maupun waktu, untuk memastikan bahwa beban pekerjaan perawatan tidak hanya jatuh pada satu kelompok atau individu saja. Pemerataan ini dapat diwujudkan melalui kebijakan publik yang mendukung cuti orang tua yang adil, akses yang merata terhadap layanan perawatan anak dan lansia, serta insentif bagi perusahaan yang menerapkan praktik kerja yang ramah keluarga.

Reward (Penghargaan)

Penghargaan yang memadai bagi pekerjaan perawatan merupakan langkah selanjutnya dalam membangun ekonomi perawatan yang berkelanjutan. Hal ini mencakup memperluas penghormatan dengan mempromosikan pekerjaan yang layak bagi pekerjaan perawatan. , dan juga menerapkan pekerjaan yang layak serta pemberian upah yang sama bagi semua pekerjaan perawatan.

Representation (Perwakilan)

Terakhir, perwakilan merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa suara para pekerja perawatan didengar dan kebutuhan mereka diprioritaskan dalam kebijakan publik. Hal ini dapat dilakukan dengan mempromosikan dialog sosial dan memperkuat hak atas perundingan bersama di sektor perawatan, juga mempromosikan pembangunan aliansi antara serikat pekerja yang mewakili bagi pekerja perawatan maupun organisasi masyarakat sipil. Dengan memastikan representasi yang adil dan inklusif, kita dapat membangun ekonomi perawatan yang berpihak pada semua orang.

Tantangan Implementasi 5R di Konteks Indonesia

Meskipun kerangka 5R ILO memberikan pedoman yang jelas, implementasinya di Indonesia tidak terlepas dari tantangan. Faktor-faktor budaya, pendidikan, dan regulasi perlu diperhitungkan. Pengakuan terhadap nilai pekerjaan perawatan mungkin memerlukan perubahan sikap masyarakat, sedangkan reduksi beban kerja perawatan membutuhkan investasi dalam teknologi dan pelatihan. Distribusi kembali tanggung jawab perawatan dapat melibatkan restrukturisasi norma-norma sosial. Representasi perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi memerlukan upaya untuk mengatasi kesenjangan gender di semua tingkatan, sementara remunerasi yang adil memerlukan pembaharuan kebijakan gaji dan tunjangan.

Ibu Early dari ILO menerangkan tentang kerangka 5R
Peluang Ekonomi Melalui Kesetaraan Pekerjaan Perawatan

Walaupun ada tantangan, implementasi 5R ILO dapat membuka pintu menuju peluang ekonomi yang lebih besar. Dengan memberikan pengakuan yang layak pada pekerjaan perawatan, masyarakat dapat melihat nilai ekonomi yang sebenarnya dari sektor ini. Reduksi beban kerja perawatan dengan teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ruang bagi perempuan untuk terlibat dalam sektor ekonomi lainnya. Distribusi kembali tanggung jawab perawatan dapat menghasilkan keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sementara representasi perempuan yang lebih baik dalam pengambilan keputusan dapat membawa perspektif yang beragam dan inovatif. Remunerasi yang adil akan mendorong motivasi dan kontribusi yang lebih besar dari para pekerja perawatan.


Kesimpulan

Dalam era yang semakin terhubung dan dinamis ini, kesetaraan dalam pekerjaan perawatan bukan hanya masalah moral, tetapi juga merupakan kebutuhan ekonomi. Dengan menerapkan kerangka 5R dari ILO dalam Care Economy, Indonesia dapat mempercepat langkahnya menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, upaya ini tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah atau sektor formal saja. Penting bagi seluruh masyarakat, termasuk individu, keluarga, perusahaan, dan organisasi masyarakat sipil, untuk berperan aktif dalam mendukung kesetaraan dalam pekerjaan perawatan. Melalui kerja sama dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan Indonesia yang maju dan adil bagi semua. Mari bersama-sama berkontribusi pada perubahan positif, karena melalui kesetaraan pekerjaan perawatan, Indonesia dapat mencapai kemajuan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Foto Bersama Tim ILO

Silahkan tinggalkan jejak, tapi jangan link hidup yahh :)

18 Komentar
  • eryka

    hhhmmm sepertinya memang tidak bisa dipungkiri bahwa pekerjaan perawatan secara tidak langsung otomatis akan lebih banyak di serahkan kepada pihak perempuan padahal hal ini bisa dikerjakan oleh semua gender tinggal bagaimana kita melakukan pembagian tugas nya…

    • Nisa Novita Sari

      setuju..
      dalam mendukung kesetaraan dalam pekerjaan perawatan khususnya di perusahaan harus lebih diterbitkan lagi.
      menurut aku masih banyak perusahaan yg sebagian besar itu pro terhadap 80% laki-laki. padahal banyak sekali perempuan yang masih ingin mengejar karir tampa harus meninggalkan kewajiban nya sebagai istri atau ibu

  • Nur Asiyah

    Daging semua ini …
    Aku baru nemu bahasan tentang kesetaraan pada pekerjaan perawatan di sini. Jadi nambah ilmunya. Meskipun kudu dua tiga kali baca buat benar-benar memahami.
    Aku pribadi merasakan jika beban perempuan ternyata enggak bisa dikatakan gampang. Karena di lingkungan ku sendiri apa-apa perempuan, kecuali cari uang. Kalau ada yang kurang oke dalam mengurus sesuatu, yang dicibir yang perempuan, bukan yang lain. Padahal di zaman sekarang harusnya tidak 100% begitu.

    • Feby Fatimah

      Bener bgt sih masalah keperawatan ini jadi hirarki karena kebanyakan kaum wanita yang menjadi gender utama dalam hal merawat apapun , padahal semua gender memiliki kewajiban yang sama dalam melakukan keperawatan tanpa melihat status atau gender

  • iputpj

    Baca narasi awal langsung merasa relate sama diri aku sendiri.. perawatan anak ABK dan bapak yang kena stroke juga. Semoga aktifitas keperawatan ini bisa lebih di hargai ya

  • Irra Octaviany

    memang masih banyak orang yang meremahkan pekerjaan merawat ini, apalagi kegiatan ini selalu dibebankan kepada perempuan dengan alasan namanya juga keluarga dan budaya patriakinya yang masih kental, harus selalu dilakukan dengan sukarela padahal merawat itu suatu pekerjaan yang harus diperhatikan nilai ekonominya.

  • Putri Santoso

    Care work harusnya memang tanggungjawab bersama ya mbak. Aku sendiri ngerasain gimana repotnya mengurus anak dan rumah. Untuk itu, aku meminta “bayaran” sama suami. Hehehe. Seminimal-minimalnya sama dengan gaji pas kerja kantoran. Eh boleh gitu kan?

  • Firda

    Wah, happy banget deh pas aku baca tentang ini. Akhirnya ada juga yang ngeh kalo selama ini perempuan tuh struggle, dianggapnya masih gak layak berkarir, padahal harusnya dapet kesempatan yang sama kayak pria. Baca tulisan kamu bikin jadi lebih semangat lagi nih☺️

  • Erin Friyana

    Iya yah, Mba. Ibu Rumah Tangga termasuk pekerjaan perawatan, walau tidak berbayar. Tetapi jasa ibu itu luar biasa dengan beban yang berat.

    • Aya Choiriyah

      Setuju banget si dengan Care Ekonomis, dimana kebutuhan skill lebih diutaman. Sehingga bisa memajukan ekonomi Indonesia jadi lebih baik

  • Fityah Nadhilah

    tulisannya menginspirasi banget, yang selama ini wanita hanya di anggap lemah dari semua pekerjaan, padahal kita juga bisa setara ko dengan semuanya

  • Anis Khoir

    Sesuai dengan kodrat wanita yg paling cocok dengan pekerjaan perawatan ini tentunya ya wanita tapi yang harus digaris bawahi jangan sampai pekerjaan ini mendapat stigma atau stereotip di masyarakat karena pekerjaan perawatan ini juga sangat penting.

  • Risma Hasria

    Akhirnya ada yang menyadari bahwa perempuan masih perlu perjuangan dalam dunia karir, karena sering nya perempuan dianggap tidak pantas untuk berkembang, padahal seharusnya mereka mendapatkan kesempatan yang setara dengan pria.

  • Gieska

    Dalam kondisi tertentu, keharusan memilih antara bekerja dengan melakukan pekerjaan perawatan memang menjadi dilema. Tulisan ini bisa membuka wawasan perempuan terkait hal tersebut.

  • Mirza

    Kasian ya perempuan selalu dihadapi dilema antara kerja / urus anak. Semoga dengan adanya campaign ILO bisa lebih kasih wawasan luas soal merawat itu bekerja

  • Meka Kawasari

    Kok menarik sekali temanya. Aku pun pernah berpikir, kenapa ya kok hal-hal beginian selalu dibebankan ke perempuan. Tapi mantul sih ada pembahasan soal ini di ranah publick

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *